Announcement

Collapse
No announcement yet.

Proyek pabrik vaksin flu burung di Cisarua dan Pasteur dihentikan.

Collapse
X
 
  • Filter
  • Time
  • Show
Clear All
new posts

  • Proyek pabrik vaksin flu burung di Cisarua dan Pasteur dihentikan.

    Dana Vaksin Flu Burung 2011 Dibintangi DPR

    Proyek pabrik vaksin flu burung di Cisarua dan Pasteur dihentikan.

    Senin, 9 Juli 2012

    VIVAnews - Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, mengungkap total anggaran proyek pabrik vaksin flu burung yang terealisasi sejak tahun 2008-2010 sebesar Rp916 miliar.

    Tahun 2008 alokasinya sebesar Rp191 miliar, terealisasi Rp143 miliar. Tahun 2009 alokasi Rp488 miliar, teralirasi Rp300 miliar. Tahun 2010 alokasi Rp478 miliar, terealisasi Rp472 miliar. Sedangkan, tahun 2011 alokasi Rp479 miliar, tapi tidak bisa dicairkan karena diberi bintang oleh Komisi IX.

    "Jadi total Rp1,6 triliun dialokasikan, yang direalisasikan hanya 56 persen atau Rp916 miliar," ungkapnya di gedung DPR, Jakarta, Senin 9 Juli 2012.

    Karena anggaran tahun 2011 tidak bisa dicairkan, maka proyek pabrik vaksin flu burung di Cisarua dan Pasteur, Jawa Barat dihentikan sementara. "Memang sudah dianggarkan, tetapi tidak dicairkan, sehingga terhenti pembangunannya," ujarnya.

    Meski pembangunan pabrik dihentikan, Menkes menegaskan bahwa produksi vaksin flu burung tetap berjalan. Saat ini sudah 5.000 unit vaksin flu burung yang berhasil diproduksi.

    "Pembangunannya diberhentikan, tapi produksinya jalan terus. Sudah mulai produksi 5.000 unit. Tapi untuk melindungi Indonesia kalau ada pandemi harus ditingkatkan menjadi 20 juta unit. Inilah makanya perlu kita lanjutkan, di samping menyelamatkan aset negara, juga untuk kepentingan rakyat," tegasnya.

    Terkait perusahaan milik Nazaruddin yang disebut-sebut banyak menang tender proyek ini, Menkes menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum.

    "Proses hukum silahkan lanjut. Yang sudah ditangani KPK, silahkan. Temuan BPK kami tindaklanjuti. Yang penting bagi kami sekarang adalah menyelamatkan aset bangsa dan anak bangsa misalnya terjadi pandemi," pungkasnya.
    ?Addressing chronic disease is an issue of human rights ? that must be our call to arms"
    Richard Horton, Editor-in-Chief The Lancet

    ~~~~ Twitter:@GertvanderHoek ~~~ GertvanderHoek@gmail.com ~~~
Working...
X