Jakarta
Menkes Siti Fadilah Supari membenarkan virus EV71 sudah menyerang di Indonesia.
Tapi karena jumlah kasusnya masih sangat kecil dan itu masih dugaan, Depkes belum menilainya sebagai ancaman epidemi.
<br /><br />Hal tersebut ia sampaikan menjawab pertanyaan wartawan yang mencegatnya usai peresmian Gedung Rawat Inap Terpadu di RSCM, Jakarta, Kamis (8/5/2008). "Sudah (menyerang), tapi <em>nggak</em> terlalu berat seperti di sana (Singapura dan Vietnam)," jawab Siti.
Saat ini ada tiga orang pasien dirawat di RSCM dengan dugaan terserang virus EV71.
Namun sejauh ini tim dokter yang merawat mereka belum bisa memastikan bahwa dugaan tersebut benar, dan karenanya belum ada laporan resminya pada pihak Depkes RI.
"Juga belum dilaporkan pada saya, jadi saya anggap itu belum ada," ujar Menkes.
Serangan pertama virus penyebab penyakit mulut dan kuku di Indonesia, tercatat pada tahun 2006. Korbannya adalah seorang murid sekolah swasta yang cukup terpandang.
Karena Si Korban saat itu tetap bersekolah, sebagai antisipasi, Depkes meminta pihak sekolah menghentikan sementara aktivitas belajar mengajar."Saya minta sekolahnya tutup sebentar, sekitar tiga minggu. Lalu setelah itu tidak ada masalah," papar Menkes.
Penelitian sejauh ini belum mengetahui apa penyebab munculnya virus EV71.
Melihat laporan atas kasus di Singapura dan Vietnam, pihak Depkes melalui jajarannya di lapangan melakukan langkah antisipasi berupa sosialisasi ke masyarakat demi menekan potensi penularannya.
"Sebenarnya perilaku hidup sehat bersih sudah cukup untuk mengatasinya," sambung Menkes.
Comment